“Sehat?”, Pernah seorang teman mengirimkan sebuah
sms hanya dengan satu kata tersebut. Agak kaku membalasnya, aku jawab dengan
sebuah kalimat pendek “Alhamdulillah”.
Kesehatan memang penting nilainya,
sehat jasmani dan rohani, kedua faktor yang membuat kita disebut sebagai
manusia, satu-satunya makhluk yang dikaruniai akal, sebagai media untuk
berfikir, mencerna, menganalisa dan banyak hal lain tentunya.
Betapa pentingnya menjaga kesehatan,
dengan memiliki badan yang sehat, tentu aktivitas bisa berjalan normal.
Islam sebagai agama yang syumul, juga
berbicara tentang arti penting kesehatan bagi tubuh kita. Beberapa dalil dari
Al Qur’an dan Assunnahmenjelaskan akan pentingnya menjaga kesehatan tubuh,
antara lain :
“…Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam
perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari
yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain…”. (QS. Al Baqarah : 184)
Ayat ini menunjukan adanya rukhsoh (dispensasi)
bagi yang sakit ketika melaksanakan ibadah puasa ramadhan, demikian juga
diperbolehkan berbuka puasa bagi musafir (orang yang sedang
dalam perjalanan). Karena adanya mani’ (sesuatu yang mencegah)
yakni sakit dan safar.
Tujuan diperbolehkannya berbuka puasa
bagi kedunya tidak lain untuk menjaga kesehatan.
Ayat berikut juga memberikan toleransi bagi yang sakit
ataupun musafiruntuk menggunakan debu sebagai ganti dari air ketika
bersuci.
“…dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang
dari tempat buang air atau kamu Telah menyentuh perempuan, Kemudian kamu tidak
mendapat air, Maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah
mukamu dan tanganmu…”. (QS. Annisa: 43)
Sebuah hadits menjelaskan tentang seseorang yang sedang
menderita suatu penyakit untuk berobat kepada dokter spesialis dan ternama, hal
ini diriwayatkan oleh Al Imam Malik dari Zaid bin Aslam : suatu ketika seorang
laki-laki pada masa Rasulullah SAW. Terluka sampai bengkak, orang tersebut
memanggil dua orang temannya dari Suku Anmar, kemudian memperlihatkan luka yang
dideritanya kepada kedua sahabatnya tersebut. Keduanya berkata : bahwa
Rasulullah SAW. pernah bersabda kepada kami berdua : “apakah disekitar kalian ada seorang dokter”, kemudian keduanya
berkata : “kebetulan ada seorang dokter yang hebat”.
Zaid bin Aslam memberi kesimpulan, secara tidak langsung
Rasul mengatakan : “Telah diturunkan obat (penawar) saat diturunkannya suatu
penyakit”
Jelaslah sudah, bahwa arti penting
seorang dokter dalam suatu komunitas tertentu memberi pengaruh yang besar,
karena dengan perantaraanya Allah memberikan kesembuhan pada setiap warga yang
menderita suatu penyakit. Perhatian nabi terhadap kesehatan sungguh luar biasa,
hal ini sebagai dalil akan pentingnya menjaga kesehatan tubuh kita.
Satu hal lagi kiranya perlu
diungkapkan, hadits nabi tentang anjuran untuk bersiwak (membersihkan gigi dan
bau mulut).
“Sekiranya tidak memberatkan umatku, maka akan
kuperintahkan mereka untuk bersiwak setiap akan wudlu”. (HR. Bukhori dan
Muslim)
Bersiwak adalah membersihkan gigi dan menghilangkan bau mulut
dengan kayu ‘aroq ataupun sejenisnya, saya lebih cenderung
kalau siwak itu disamakan dengan sikat gigi, dalam hal kesamaan fungsi dan
penggunaanya. Mulut sebagai organ pertama dalam tubuh ketika mengkonsumsi
makanan, dan juga sebagai media komunikasi dengan sesama, akan lebih segar dan
tampak pede jika terbebas dari kotoran dan bau yang tak sedap.
Tulisan ini terlahir saat saudara - saudaraku sedang
menderita penyakit, terlebih ayahku yang “Alhamdulillah” saat ini sudah
berangsur sembuh. Semoga dengan cobaan ini, dapat melahirkan manusia-manusia
suci yang selalu mendekatkan diri kepada Allah Swt.